Persiapan Balanting Paring |
Perjalanan ke loksado kali ini saya bersama cewek special, kekasih saya datang secara dadakan juga
untuk merayakan pergantian tahun dan juga ini pertamakalinya tahun baruan bareng
pacar.Dia datang dari Surabaya dengan penerbangan pertama jadi saya pagi-pagi sudah
standby menunggu di Bandara.
Akhirnya ketemu lagi, maklum sekian tahun mejalani LDR jadi jarang
ketemu dan lebih sering jalan bareng karena memang sama-sama hobi jalan. Keluar
dari bandara kita terlebih dahulu mencari sarapan di depan Bandara Syamsuddin
Noor sambil menunggu angkot, namun namanya angkot bandara di pagi hari sangat jarang
ada yang lewat. Akhirnya ojek menjadi pilihan dengan tarif Rp. 5.000 kita diantar
kedepan persimpangan walau rasanya agak menyesal juga karena tidak terlalu jauh
kalau berjalan.
Dari persimpangan kita menunggu angkutan menuju Kota
Kandangan. Sekedar informasi di Kalimantan Selatan tidak ada Bus antar kabupaten
dan yang ada hanya antarProvinsi ke Kalteng dan Kaltim, angkutan umum menuju kota-kota kabupaten seperti
Martapura, Rantau, Kandangan, Barabai, Amuntai, Paringin dan Tanjung adalah sejenis
Elf Colt L300 dan biasanya masyarakat menyebutnya dengan Taksi Kol. Ada beda penyebutan
untuk Taksi yang biasa di kenal pakai Argo di sini di sebut taksi argo sedangkan
untuk angkot sering disebut Taksi Kuning karena angkot di Banjarmasin umumnya berwarna
kuning.
Peserta Bamboo Rafting |
Untuk menuju Kandangan, Ibu Kota Kabupaten Hulu Sungai Selatan
kita bisa naik L300 jurusan Kota Kandangan itu sendiri, namun juga bisa naik jurusan
Kota Barabai, Amuntai atau Tanjung sebelum kota-kota tersebut terlebih dahulu melalui
kota Kandangan. Tarif sampai Kota Kandangan adalah Rp. 30.000 minta diturunkan
di terminal kota atau persimpangan menuju Loksado.
Setelahperjalanankuranglebih 3 jam akhirnya kami sampai di
Kandangan, dari terminal kita naik becak
menuju lokasi mangkalnya angkot ke Loksado, namun ternyata sudah berangkat,
yang ada hanya angkot arah loksado namun tidak sampai ke Desa Loksadonya. Akhirnya
kita pun minum-minum di warung sambil berfikir dan setelah ngobrol-ngobrol ada bapak
yang akan pulang ke Loksado dan kita diajak untuk ikut dengan mobilnya,
Alhamdulillah…
Anak-anak Loksado |
Perjalanan menuju Loksado menjadi Tak
terasa dengan mobil Fortuna baru punya Abah Isur yang kita tumpangi, ternyata beliau adalah kepala
sekolah di Loksado, lulusan S2 di Universitas Airlangga di Surabaya, sama seperti orang di samping saya namun
dia Cuma S1 nya, dan beliau adalah salah
satu tokoh masyarakat dayak di Loksado.
Sampai di Loksado kami di turunkan di depan wisma langganan saya
kalau sama tamukeLoksado, dan langsung beristirahat setelah seharian di Jalan. Sora
harinya kita berjalan-jalan melihat persiapan acara Balanting Paring yang
ternyata akan dilaksanakan besok hari, acara ini merupakan acara tahunan yang
di adakan di akhir tahun, acaranya naik rakit bamboo atau yang juga disebut
Bamboo Rafting di Loksado menuju kota Kandangan selama dua hari dan bermalam di
rest poin yang telah ditentutukan oleh panitia. Setiap regu yang terdiri dari
3-4 orang berada dalam satu rakit dankita tidak perlu capek-capek mengendalikan
rakit bamboo di derasnya aliran sungai Amandit karena dengan biaya pendaftaran Rp.
500.000 sudah lengkap rakit dengan Jokinya. Dan informasinya sebelum memasuki
Kota Kandangan akan ada rombongan penganten yang di arak di atas rakit, saying sekali
saya terlambat mendapatkan informasi ini.
![]() |
Foto Keluarga :-) |
Di pagi tanggal 31 Desember, hari terakhir di tahun 2011
tampak para peserta “Balanting Paring”
telah bersiap-siap, yang dekat di sekitar Kandangan datang dini hari tadi sedangkan
yang dari jauh seperti Banjarmasin sudah datang kemaren sore dan tadi malam,
sebagian dari mereka telah membagun tenda sejak kemaren. Ternyata Dillah dan Siti
juga sudah datang kesini, jadi tambah teman buat bersantai di Loksado, siang hari
nanti akan datang lagi Anas dengan tamunya dan tampaknya banyak anggota
Banjarmasin Traveler yang ngumpul di Loksado.
Satu-persatu peserta “Balanting Paring” meninggalkan desa Loksado
di atas Bambu yang di ikat menjadi satu. Jembatan Gantung yang banyak di
Loksado merupakan tempat yang pas untuk melihat dan memotret acara tahunan ini,
bahkan ada fotografer dengan gear fotografinya yang “wah” sampai naik keatas tiang
jembatan untuk mencari angel yang tepat. Setelah semua peserta berangkat kitapun
kembali ke Wisma Alya untuk mandi, karena sebelumnya keluar tanpa mandi terlebih
dahulu..:-), maklum pagi di loksado dinginnya minta ampun.
Kayu Manis |
Dengan berjalan kaki kita menuju
desa Malaris, sekitar 15 menit dari Desa Loksado, di sini ada rumah panjang
atau yang disebut “Balai” dan hanya digunakan ketika ada upacara adat seperti
Aruh ganal yang biasanya dilaksanakan tiga kali dalam satu tahun. Untuk masuk
desa Malaris dikenakan biaya masuk Rp. 2.000, di Pondok Informasi telah
menunggu Dillah dengan Siti serta beberapa penduduk desa, setelah
ngobrol-ngobrol sebentar kita berdua melanjutkan perjalanan menuju Air Malaris,
namun di tengah perjalanan saya melihat seorang bapak yang sedang menebang
pohon dan ternyata yang ditebang itu adalah pohon kayu manis yang sudah
dikuliti, di dalam pondok tampak istrinya yang sedang mengikis lapisan kulit
luar kayu manis tadi untuk dibuat seperti kayu manis yang sampai ke tangan kita
sekarang dengan dijemur terlebih dahulu sebelumnya.
Proses pembuatan Kayu Manis |
Desa Malaris merupakan kayu
manis di Kalimantan Selatan, bahkan berkat kerjasama dengan LSM sekarang kayu
manis sudah diproduksi dalam bentuk sirup, yangdijual dengan harga Rp. 15.000
perbotol dan rasanya memang manis seperti kayu manis.
Untuk menuju air terjun kita cukup
mengikuti jalan setapak kemudian menyebrang mengikuti Jembatan gantung, nah
setlahjembatan gantung ada tiga pilihan jalan jembatan gantung ada tiga pilihan
jalan yaitu lurus menuju desa-desa yang ada di dalam dan ke kiri kea rah
bendungan kecil dan yang kea rah kananlah yang menuju air terjun. Jalannyapun sudah disemen dengan rapi, namun
tidak sampai ke air terjunnya dan untuk melanjutkan perjalan kita harus
berjalan di pinggir sungai melewati semak belukar yang lumayan licin ketika
hujan. Air terjun ini tidak setinggi air
terjun Haratai, namun mempunyai sungai yang lebar dan pas untuk mandi sambil berendam.
Air Terjun Malaris |
Selepas dari air terjun kitapun
kembali ke Pondok informasi dan bersantai sambil rebahan di hari yang panas.
Namun ide dari dari untuk untuk ke kebun buah membuat kita berngkat lagi, namun
kali ini kita naik motor dengan pemuda desa di sana. Walaupun agak terlambat
karena musim buah sudah hamper berakhir namun kita masih bisa menikmati
sisanya. Yang masih tersisa benyak adalah buah Manggis, sedangkan buah Durian
dan Cempedak tinggal kulitnya saja yang bergelimpangan di tanah walaupun ada
nemu satu buah durian yang sebagian sudah dimakan binatang.
Kita kembali ke desa dengan jas
hujan yang penuh dengan buah manggis, ditambah lagi dengan buah rambutan yang
tinggal petik di seberang pondok informasi lengkaplah sudah menu pasta buah
kita hari ini. Tak lama datangan seorang bula yang ingin menginap di pundok
ini, ya Pondok Informasi di desa Malaris ini memang terbuka bagi backpacker
yang ingin beristirahat dan tentunya dengan fasilitas yang seadanya, kitapun
tidak dipungut bayaran hanya keikhlasan
kita saja.
![]() |
Menembus derasnya Sungai amandit |
Perut yang mulai keroncongan
memaksa kita untuk kembalike desa Loksado untuk mencari makan karena di sini
memang tidak ada yang menjual nasi. Dengan meminjam motor mereka kita
berangkat, namun ketika di desa Loksado kita melihat anak-anak yang sedang asyik
menghanyutkan diri di sungai dengan ban dalam bekas atau sering disebut dengan
Donat Boat / tubing dan kita pun tertarik, setelah mengembalikan motor sayapun
meminjam Ban Dalam yang agak besar di teman-teman Amandir Rafting.
Makan pertama di tahun 2012 |
Sebenarnya saya agak khawatir
karena Lilik tidak bisa berenang, namun bermodalkan kenekatan akhirnyapun kita
menceburkan diri dengan satu Ban yang agak besar dan cukup untuk dua orang,
sesasi mengikuti arus dengan Donat Boat cukup memacu adrenalin, Karena kita
hanya bisa mengikuti arus tanpa bisa mgendalikannya seperti Rafting dengan
Perahu karet. Yang paling capek adalah pulangnya kita harus jalan kaki dari
hilir sungai dan akhirnya kita hanya dua kali putaran karena selain capek jalan
kaki pulangnya hari juga sudah semakin gelap.
Anas dan rombongan juga telah tiba
di Loksado, dan malamnya kita kumpul di Base Camp amandit Rafting, operator
rafting modern yang ada di Loksado. Kita ngobrol-ngobrol dengan pemiliknya dan
bagaimana harapannya untuk pemngembangan wisata di Loksado kedepannya.
Tak ada petasan dan kembang api,
hanya ada api unggun yang agak basah karena hujan sehingga membutuhkan bantuan
minyak untuk menghidupkannya, setelah itu kita makan bersama untuk pertama
kalinya di tahun 2012 yang diawali dengan pembacaan doa untuk kelancaran usaha
yang baru dirintis ini. Tak lama hujan turun begitu derasnya sehingga kita
tidak bisa pulang dan akhirnya merebahkan di disana hingga pukul dua kita
terbangun karena tetangga ddi hotel seberang mau pulang, dan kitapun akhirnya
ikut pulang juga.
Rafting Time |
Hari terakhir di Loksado adalah
Rafting Time. Dengan dua rakit berbarengan dengan Anas dan rombongan yaitu
keluarganya Kak Yeni dari sampit. Karena berbarengan dengan musim hujan jadi
arus sungai Amandit lumayan deras, sehingga kita berkali-kali terpercik oleh
air ketika melewati arus yang deras, mendengar teriakan Raka dan Rafa dapat
daya bayangkan betapa senangnya mereka. Untungnya dua rakit beriringan seperti
ini adalah kita bisa saling memoto sehingga kita leluasa mengambil foto teman
kita atau kita yang menjadi modelnya. Kurang lebih tiga jam akhirnya kita tiba
di tempat tujuan.
Kita harus menunggu baju kita yang
dititipkan di mobil mereka, dan walaupun pertamanya Cuma ingin menumpang ke
Kota Kandangan Alhamdulillah kita diajak untuk sampai di Banjarmasin, dan di
kota Kandangan kita di traktir untuk Makan masakan Banjar, ternyata setelah di
Banjarbaru kita di ajak makan Lagi walau sebenarnya perut masih kenyang.
Sesampainya di Banjarmasin kita mengucapkan Terima kasih yang
sebanyak-banyaknya atas bantuan Kak Yani dan Keluarga dan beristirahat.
Thanks to :
Allah SWT, Lilik, Pakapau, Fauzi /
Abah Isur, Pak Sadri, Dillah, Siti, Anas, Kel. Kak Yeni, Teman-teman di Malaris
dan Aamandit Rafting crew dan teman-teman di yang tidak dapat saya sebutkan
satu-persatu.
seru nih...perlu d coba, bamboo rafting...
BalasHapusBukan y perlu lg mbak..tpi wajib..hehe
HapusHallo...saya ada mau ke Loksado minggu ini, ada contact wisma tersebut? Thx
BalasHapus