Sehari sebelumnya, saya melewati jalan bekas HPH yang
sekarang berubah fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit. Sepanjang mata
memandang hanyalah ada pohon sawit, hati saya makin terenyuh ketika melihat
hutan yang tampaknya baru saja dibuka dan ditanami dengan pohon sawit yang
masih kecil, tampak beberapa pohon yang menjulang tinggi diantara anak sawit
tersebut, namun tetap saja tidak bisa menjadi penobang bagi kesuburan bumi ini.
Kalah oleh rakusnya pohon sawit akan air tanah dan unsur hara.
Beribu-ribu hektar hutan kalimantan telah berubah
fungsi menjadi tambang dan kebun sawit. Pantas saja salah satu Orangutan tadi
sampai nyasar ke daerah pemukiman penduduk karena tempat tinggalnya sudah
dirampas oleh kaum kapitalis yang haus akan kekayaan tanah Borneo. Bahkan
satu-satunya kerajaan Orangutan paling besar di Kalimantan juga terancam, ekspansi
kebun sawit juga akan merambah wilayah Taman Nasional Tanjung Puting di
Kalimantan Tengah.
Para penguasa yang memangku kebijakan di daerah juga
berlomba-lomba untuk menimbun kekayaan tanpa memperdulikan lagi masalah
konservasi dan kelestarian alam. Jangan heran kalau ada penjabat di Kalimantan
mempunyai kekayaan yang sanggup untuk menghidupi tujuh turunan.
Apalagi di daerah penghasil batu bara, para pejabat
berlomba-lomba untuk menanamkan modalnya kepada perusahaan asing beroperasi di
daerah mereka. Belum lagi "Upeti" yang setiap bulannya dibayarkan
kepada mereka. Jadi jangan heran kalau orang-orang pada berebut untuk mencalon
sebagai pemimpin daerah.
Saat ini, hutan Kalimantan yang katanya paru-paru dunia
menyusut dengan drastis. Menurut Greenpeace, pada tahun 2010 hutan di
Kalimantan tinggal tersisa 25,5 juta hektar saja. Paru-paru itu sudah mulai korengan, bopeng di mana-mana akibat bekas tambang yang tidak di reklamasi, tercemar asap pembakaran lahan sawit yang tidak bertanggung jawab.
Data yang dikeluarkan oleh State of the World's Forests 2007 yang
dikeluarkan The UN Food
& Agriculture Organization (FAO), angka deforestasi Indonesia
pada periode 2000-2005 adalah 1,8 juta hektar/tahun. Tingginya laju deforestasi
hutan di Indonesia ini membuat Guiness
Book of The Record menganugrahi Indonesia sebagai negara yang laju
kerusakan hutannya tercepat di dunia. Sebuah prestasi yang tidak patut untuk
dibanggakan. (sumber)
Berdasarkan data di atas, maka kalau di hitung dalam 15 tahun kedepan
tak akan ada hutan lagi di Kalimantan. Seandainya tak ada hutan, Lalu di mana
Orangutan akan tinggal? Di mana burung-burung bersarang? Dari mana sumber air
berasal?
Tulisan ini
dipersembahkan untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2014 yang jatuh
pada hari ini, 5 Juni 2014. Berikut beberapa tulisan dari teman-teman Travel Blogger Indonesia tentang
#WED2014 :
- Menjelajah Negeri Orang Laut - @dananwahyu
- Selamat Datang Di Masa Depan - @yofangga
- Tentang Cagar Alam & Etika Jalan-Jalan Di Alam - @catperku
- Interview with Tiza Mafira: Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik - @discoverurindo
- Dilema Wisata Karimunjawa - @fahmianhar
- Kebiasaan Bersahabat dengan Lingkungan - @dalijo
- Apa itu Green Tourism? - @FeliciaLasmana
- 5 Dosa Para Pendaki Gunung yg harus dihindari - @wiranurmansyah
- Jatuh Cinta Kepada Hijau - @miss_almayra
- Ber-Ekowisata bersama Tintin di Hutan Kota Kemayoran - @oli3ve
- Bersihnya Situ Gunung.. - @ubermoon
- Menjaga Etika Perjalanan, Menjaga Alam - @efenerr
- How Environment-Freindly Are You? - @duabadai
- Musuh Abadi, Plastik - @adliencoolz
- Ekosistem Pesisir di Ujung Negri - @lostpacker
semoga anak cucu kita masih bisa menikmati hutan kalimantan, bukan hanya mendengar ceritanya saja... sedih tiap kali denger berita deforestasi hutan kalimantan...
BalasHapusAmiiin...klo hutan hilang semua akan merasakan akibatnya...
Hapusyang menyedihkan adalah kehilangan habitat. tempat tinggal yang sesuai tingkat kenyamanan mereka harus musnah karena keserakahan.. ;'(
BalasHapusbener banget kayak...kayak rumah yang udah didiamin puluhan tahun trus di gusur...
Hapuskak foto udara kalimantan itu bikin sedih :( kejam banget sih manusia sama bumi....
BalasHapusIya kak....:-(
Hapusmakanya kalo pilkada jgn pilih dari partai kapitalis..jadinya kyk gitu
HapusBenar-benar memprihantinkan... jangan tunggu sudah punah baru disesali... Borneo adalah kerajaan orang utan terakhir... the last kingdom of orang utan
BalasHapusYup...harus dari sekarang
HapusSaya sudah menyaksikan sendiri bagaimana hutan kalimanatan saat ini.
BalasHapus"Hutan Kalimantan itu menipu,hanya hijau di sepanjang jalan tapi kalau kamu melihat lebih kedalam sudah banyak yang gundul " kata kondektur bus, saat perjalanan bus dari Balikpapan ke Bontang.
ah, mengena banget perkataan kondekturnya kak..
HapusBagaimana jika 15 tahun lagi kita tidak dapat lagi menikmati hijaunya hutan kalimantan :'(
BalasHapuskasihan orangutan yang kehilangan habitatnya. Semoga para pejabat yang haus akan uang, hatinya terbuka untuk lebih memikirkan lagi akan keadaan hutan kalimantan ini. Benar kak, sekarang hutan-hutan dikalimantan ini sudah banyak lukaya akibt dari pekerjaan tambang dan sebagainya.
Bukan cuma Orangutan, tapi juga muat manusia :-(
Hapusmirip banar ulun melihat kejadian kaya ini, hutan kita tanah tempat tinggal orangutan sudah hampir binasa semua. mudahan ada kesadaran aja nih dari urang2 yang menggawi tambang lwan kelapa sawit.
BalasHapusAmiiin..tapi urusan duit ni ngalih pank..
Hapusmiris banget kak.. kondisinya ga jauh dengan hutan sumatra... semua jadi lahan sawit terus penghuni hutan bingung rumahnya diobrak abrik...
BalasHapusMakanya sering ada berita gajah menyerang ke pemukiman...habitat mereka udah dihancurkan sih..
Hapussatu cita yang belum kesampaian adalah menyusuri hutan kalimantan
BalasHapusajak aku ke sana kk Indra
Ayo kak..buruan sebelum habis hutanya...
HapusSedih nih baca postingan ini. T.T Jangan sampe habis dong hutannya.
BalasHapusAbout the Guiness Book of The Record.. not kind of reward that we want isn't it? T.T *nangis dua kali*
*cuma bisa kasih tisu*
Hapusperusakan hutan di Indonesia memang sangat parah,,,menyedihkan :(
BalasHapusBanget kak :-(
HapusHampir semua hutan di Kalimantan sudah di rambah, sangat menyedihkan.
BalasHapusIya kak..kayaknya kita harus mencalonkan diri jadi Gubernur... :-D
HapusMereka bilang hutan tak hasilkan uang, baiknya ditebang agar perut kenyang.
BalasHapusHutan hilang, tanah diserang, batubara siap didulang..
Aaahhh.. memang di Indonesia surga dilelang hingga kering kerontang
ah...hutan, nasibmu kini...
HapusMungkin ada beberapa pihak yang bangga Indonesia jadi salah satu negara penghasil sawit terbesar di dunia... tapi itu semua berimbas mencoreng muka Indonesia sendiri. Sudah bukan Indonesia lagi kalau nggak punya hutan lebat di Kalimantan, jangan ngaku Indonesia lagi kalau banyak terumbu karang hancur gara-gara ekploitasi wisata besar-besaran di beberapa pulau kecil... Yah semua kembali ke manusianya.
BalasHapusNice post banget bro, sukkaaa sukaaa ^^
Iya kak..sedih banget liat karang banyak yang rusak..masyarakat indonesia memang masih belum siap sebagian besar..
Hapusdisaat pohon terakhir sudah binasa, baru semua akan tersadar, uang tidak ada gunanya !
BalasHapusmiris sekali ngeliat foto hutan kalimantan itu kak :(
semoga pemerintah tergerak untuk reboisasi kembali hutan Indonesia, kalau tidak, mari kita yang bergerak !
Yuk..mulai dari yang paling kecil yang bisa kita lakukan dulu..
HapusManusia memang beringas ya.
BalasHapusbegitulah kak...
Hapusga tau lagi harus gimana kalo denger berita kaya begini. cuma bisa mencoba memperbaiki dari diri sendiri yang semoga suatu ketika nanti dapat memperbaiki total kerusakan yang sudah terjadi meskipun mungkin itu mustahil
BalasHapusbetul, paling gak kita mulai dari diri sendiri..
HapusSayang banget ya, mas. Mereka nggak memikirkan kerugian besar yang nanti harus dihadapi jika semua hutan itu lenyap.
BalasHapusYang penting uang, uang dan uang...
Hapus#jleb banget deh baca postingan ini. Ternyata, penetapan sebagai taman nasional belum tentu juga kawasan hutannya terlindungi. Perlu upaya dan kesadaran dari masyarakat adat juga untuk 'perang' demi mempertahankan dominasi modal kapital. Saya lihat sendiri bagaimana ekspansi kebun sawit perlahan-lahan menggerogoti kawasan hutan sekitar Taman Nasional Tanjung Puting saat berkunjung awal Februari silam. Semoga masyarakat Kalimantan senantiasa diberi 'kekuatan' untuk mempertahankan hutan yang masih ada. Ngeri kalau lihat hutan Kalimantan dari udara :'(
BalasHapusAmiiin...mudah2n bisa kak..
HapusSaya, ikut menangis :(
BalasHapusHallo Blogger
BalasHapusAda info lomba nih . Lomba blog "Why Macau".
Berhadiah jalan- jalan gratis ke Macau & Grand Prize iPhone 5C.
Dapatkan hadiah jalan - jalan gratis ke Macau & door prize 1 unit iPhone 5c! Ikuti lomba blog "Why Macau” dengan klik link berikut ini http://bit.ly/WhyMacau .
Caranya mudah, cukup membuat artikel berisi keinginan untuk pergi ke Macau. Sertakan foto atau video agar tulisan lebih menarik. Topik nya bisa tentang kuliner, objek wisata, kebudayaan, dan tempat.
Jangan sampai ketinggalan yah ;)
negeri istriku namun belum pernah aku kunjungi
BalasHapusoh gtu ya :D
HapusAlamat dan Nomor Telepon Semua Hotel di Bandung
3 Tempat Nongkrong Asik dan Bersahabat di Sidoarjo
Murah Meriah! Ini 4 Tempat Nongkrong Asik di Solo
Tempat Nongkrong di Bekasi Paling Seru dan Asik
Tempat Nongkrong di Jogja Paling NgeHits
Tempat Nongkrong di Surabaya Khusus Remaja Kekinian
Tempat Nongkrong di Bandung Paling Hits
Tempat Nongkrong Murah dan Asik
Wisata Kuliner dan Makanan Khas
Wisata Alam terindah dan Terpopuler
3 Tempat Nongkrong di Jakarta Seru dan Terbaik
Bakso Malang Enggal H. Imam! Kuliner Mantap Kota Bandung
Jangan Lewatkan 3 Tempat Wisata Alam di Bandung Ini
5 Tempat Nongkrong di Semarang Paling Ciamik
4 Tempat Nongkrong Asik di Tangerang
Sungguh sedih melihat rekor yang diciptakan indonesia
BalasHapusSurga di tanah Borneo yg kelak akan jadi neraka. Memberi musibah dan bencana ketika kejayaan hutan hanya tinggal cerita.
BalasHapusWaw :D Ini bener" hutan yang keren banget :D boleh bermalam disitu ga ya??
BalasHapusHarimau jawa dan harimau bali diyakini sudah punah karena eksploitasi hutan secara besar-besaran oleh pemerintah Hindia Belanda, untuk kepentingan industri. Seteah Belnda pergi dan kini bangsa Eropa melantangkan gerakan cinta lingkungan, ternyata sifat rakusnya masih tertinggal dan membudaya di Indonesia. Seharusnya pemerintah belajar dari kepunahan dua spesies harimau tadi.
BalasHapusTerima kasih :)
BalasHapus