Trip kali ini
sebenarnya berawal dari postingan foto seorang kawan di facebook, lokasi yang bukanlah
menjadi tempat yang terkenal untuk camping seperti di Bukit Batas yang sudah mulai jadi
destinasi yang baru ngetren di Kalimantan Selatan.
Dengan nebeng
motor seorang teman yang akhirnya saya berangkat dari Bandara Syamsuddinoor
untuk menuju spot camping kita yang berada di Waduk Riam Kanan, Kabupaten
Banjar (Untuk membaca tulisan tentang Waduk Riam Kanan bisa dibuka di sini :
Link).
Total ada tujuh
orang yang berangkat, dan kebetulan semuanya masih satu kampus tempat saya
kuliah dulu, jadi walau beda angkatan namun masih kenal satu sama lain jadi
tidak terlalu susah untuk menyesuaikan diri satu sama lain.
Jalan santai di padang ilalang |
Waktu sudah
menujukan hampir pukul setengah 3 sore, namun dua orang anggota rombongan
yang belum juga datang, pemilik kelotok sudah mulai gelisah karena
tinggal kita yang ditunggu dan hari sudah semakin sore. Saya khawatir dia tidak mau menunggu dan meninggalkan kita,
dan kita harus menyewa kelotok sendiri.
Karena pulau
yang akan kita kita datangi adalah pulau yang dialui oleh angkutan umum, maka
kita tidak menyewa kelotok untuk mengemat biaya, namun konsekuensinya kita
harus mengikuti jadwal yang ada, tapi untuknya jadwal keberangkatan angkutan
umum di Riam Kanan tidak menentu alias menunggu penumbang barulah berangkat. Kita
hanya membayar Rp. 11.000 perorang untuk sekali berangkat.
View di Gunung Batu, Riam Kanan
|
Akhirnya yang
ditunggu datang juga, kita langsung berangkat dengan kelotok kayu yang menjadi
transportasi utama masyarakat yang bermukim di sekitar Waduk Riam Kanan. Angin
bertiup lumayan kecang sehingga gelombang sedikit meninggi, bahkan kata
penduduk lokal di sana biasanya sekitar bulan Desember gelombang kadang-kadang
lumayan tinggi sehingga terasa seperti di laut.
Setelah sekitar
45 menit perjalanan mengarungi air waduk yang tampak berwarna kehijauan,
akhirnya kita turun di tepi pantai pulau tujuan kita, masyarakat setempat menyebutnya
Gunung Batu. Bukan tanpa alasan penyebutan ini, ternyata sebagian besar pulau
ini terdiri dari bebatuan, ketika berjalan di padang ilalang yang mengering
kita harus berhati-hati untuk memilih langkah supaya tidak tersandung batu yang
tempat munculnya tidak bisa ditebak.
Diantara rerumputan selutut |
Spot ajib buat foto |
Gunung batu
memang telihat gersang, tidak banyak pohon yang tumbuh, hanya ilalang dan
rerumputan yang mendominasi vegetasi di pulau ini. Namun itulah yang menjadi
tempat ini menarik, hamparan rerumputan yang mengering bak padang savanna
menjadi tempat yang cantik untuk sekedar berfoto, di musim hujan rerumputan ini
akan menghijau, beberapa pohon menjadi ornament yang pas untuk mempercantik
latar belakang foto.
Setelah puas
berfoto dan berjalan akhirnya kita memutuskan membangun tenda tepat di bawah
sebuah pohon, rerumputan yang agak tinggi terpaksa kita potong untuk kenyamanan
tempat peristirahatan kita, namun bebatuan yang masih menyembul tidak bisa kita
potong, sehingga kitalah yang harus menyesuaikan posisi tidur.
Indah bukan? |
Sebenarnya
penurut pengalaman teman yang sudah ke sini, di pulau ini kita bisa menyaksikan
sunrise dan sunrise. Namun rupanya kabut menghalangi sang surya untuk
memancarkan keindahannya, efek dari kabut asap ternyata bukan hanya saya
rasakan ketika di Palangkaraya, tapi juga hingga jauh ke Waduk Riam Kanan.
Malam penuh
kehangatan kita lalui tanpa terasa dengan obrolan tanpa topik yang jelas,
secangkir kopi panas menjadi pelengkap. Malam yang cerah berbintang (walau
tertutup kabut) membuat saya untuk memutuskan untuk tidur di luar, beralaskan
matras dan sleeping bag sudah cukup untuk mengusir rasa kangen saya untuk tidur
di alam terbuka.
Sunset di Gunung Batu |
Rupanya sunrise
yang kita tunggu juga masih bernasib sama seperti sunset sehari sebelumnya,
tertutup kabut dan awan yang mengelanyut di ufuk timur. Setelah sarapan kita
segera packing mengingat janji untuk dijemput pukul 8 pagi di tempat kami
semula oleh kelotok yang kita tumpangi ketika berangkat. Setelah memastikan tak
ada sampah yang tertinggal dan api unggun kecil telah padam dengan sempurna,
kita melangkahkan kaki menuju titik penjemputan.
Ada yang mau jadi modelnya di sini? |
Namun rupanya
ketika kita masih asyik foto-foto pemilik kelotok mendatangi kita, rupanya dia
datang terlalu cepat dari yang dijanjikan, agak bertolak belakang dengan
kebiasaan angkutan umum di Indonesia yang malah suka terlambat.
Karena tidak
punya waktu untuk mandi dan berenang di Waduk Riam Kanan, akhirnya kita
memutuskan untuk berhendi di Sungai Kambang dalam perjalanan pulang. Sungai
Kambang adalah sungai yang bebatu dan dijadikan salah satu tempat rekreasi bagi
masyarakal local. Mungkin lain kali akan saya tuliskan khusus untuk tempat ini.
| ||
Foto keluarga dulu dengan batu sebagai tripod |
Selfie timeee :-) |
Happy Rensponsible Travel!
Aaaaa Bang Indra aku mau jadi modelnya hahahaha
BalasHapusseru banget bang jalan-jalan, aku aja yg berada di daerah bjb belum kesampaian kesana hikssss
Lain kali bisa kali bang ngajak ngajak kalo jalan-jalannya dekat daerah bjb :D #Plakk
Ayooo bajalanan..follow ja @bpborneo di twitter..biasanya bapadahan ja mun handak bajalanan..hehe
Hapussesekali bawai bagian blogger bang :v
Hapusbiar makin rakat kita hhe
Nah bisa banar tu.. :-)
HapusCakep yaaa viewnya :-)
BalasHapusSebenarnya gak seberapa sih..tapi kebersamaaanya yang mantap..hehe
HapusTergoda sih buat ke sana, tapi itu poto di sotosop nggak? Nanti pas kesono jauh beda
BalasHapusAsli mas...gak pake sotosop segala..hehe
HapusWow, keren bingits... Mengingatkan pada tempat-tempat pre wed... Kalo ada di Bandung pasti udah rebutan untuk berfoto disini.
BalasHapusIya pas banget buat prewed..
HapusKayak dimana ...gitu. kayak bukan di kalimantan
BalasHapusIya..kaya di padang rumput di afrika gitu..banyak tai sapi juga..haha
HapusIbarat kado borneo kaya paket komplit deh, semua adaaa. Tunggu akuh yaaa ehehehe
BalasHapusCiee yang hanimunnya ditinggalin sendiri..haha
HapusIni pake camera & lensa apa ya 'Ndra? #pengenTaukAjah 😆
BalasHapusCAmera paling tua n murag om...Canon 1000D aja, sama lensa ultra wide.
HapusTempatnya keren, gila :(
BalasHapusiya banyak spot keren ternyata di kalsel :-)
HapusTerimakasih banyak infonya mas..jadi pengen camping kesana :-)
BalasHapusSama-sama :-)
HapusTempatnya kece, mas! Tenang, indah, enak banget buat refreshing :D
BalasHapusBtw, mau sedikit bertanya: Mas Indra kalau habis nulis dibaca ulang nggak? Sayang udah nulis bagus-bagus tapi banyak typo :D
*pisss*
haha...gak pernah kak..langsung posting aja, makasih udah ngingatin
Hapusahhh.. kece bangetts.. semoga kesampaian bisa kesana. Aminn :D
BalasHapusamiiin...
Hapuswah keceee abis mas mantap euuyy terpesona sama ladang sabananya keren abis..spot mahal tuh ayeahh ^-^
BalasHapusMurah tapi mahal...
Hapuswah wah boleh nih.. mari kita populerkan wisata pulau borneo. :D
BalasHapussiaap...
Hapuskeren bang, terus posting keindahan pulau borneo..
BalasHapusSiap...terima kasih telah mampir kek backpackerborneo.com
Hapuswew keren jg view nya....
BalasHapusow boleh ya orang luar ikut gabung, pengen deh kesana aku jg suka berpetualang
ada fb nya ga biar tau info2 kalau jalan2 tu.
Yuk gabung..facebooknya Backpacker Borneo, like aja....
Hapuswaw pemandangannya bagus sekali..kerennn
BalasHapusyang aslinya lebih kerennn
Hapussalam kenal,
BalasHapussaya zilla dari kuala lumpur. saya sedang mengumpul info utk kunjungan ke kalimantan...misal kata saya dari pontianak, ada transport umum tak dari pontinak ke gunung batu?
terima kasih
Salam kenal, dari pontianak harus ke banjarmasin dulu, baru dilanjutkan ke waduk riam kanan..
HapusGan..dsana ada ada predator yg mengganggu pengunjung saat brenang atau smacamnya gk?
BalasHapusGan..dsana ada ada predator yg mengganggu pengunjung saat brenang atau smacamnya gk?
BalasHapus